Jumat, 05 November 2010

SEJARAH SINGKAT PII



Prendsss... are you ngerti about PII???

PII itu kepanjangan dari Pelajar Islam Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 MEI 1947 di kota Gudeg, Jogjakarta. and pendirinya adalah Bpk. Yosdi Ghozali, Bpk. Anton Timur Jaelani, Bpk. Amien Syahri, dan Ibrahim Zarkasy.

Prendsss... tau nggak sih ... kenapa dulu PII didirikan?
Ceritanya, saat itu tuh ada dualisme dalam sistem pendidikan dikalangan umat Islam Indonesia yang merupakan warisan kolonisme Belanda, yakni pondok pesantren dan sekolah umum. Dulu tuh masing-masing dianggap memiliki orientsai berbeda. Pondok pesantren berorientasi ke akhirat sementara sekolah umum berorientasi ke urusan duniawi. Akibatnya pelajar Islam juga terbelah menjadi dua kekuatan yang satu sama lain saling menjatuhkan. Santri pondok pesantren menganggap sekolah umum merupakan sistem pendidikan orang kafir karena merupakan produk kolonial Belanda. Hal ini membuat para santri menjuluki pelajar sekolah umum dengan sebutan "pelajar kafir". Sementara pelajar sekolah umum menjuluki pelajar pndok pesantren dengan sebutan "santri kolot" atau santri "teklekan". 
Pada saat tu tuh telah ada organisasi 
Pada saat tu telah ada organisasi yg bernama Ikatan  Pelajar Indonesia (IPI). BUT organisasi ni tdk mampu mengakomodasi aspirasi santri, sehingga tdk dapat mempertemukan dua kelompok yg bertentangan ni. Menyadari realitas sosial ni, ketika itu ada seorang pemuda Islam yg bernama Yoesdi Ghozali yang melakukan iktikaf di Masjid JogJakarta pada tanggal 25 februari 1947 mendapat ILHAM untuk mendirikan suatu organisasi yg dpt mengakomodasi Pelajar Islam baik dari pesantren maupun sekolah umum. Gagasan ini kemudian disampaikan di SMPN 2 Secodiningrat Yogyakarta. Teman-temanya yang menghadiri pertemuan itu adalah Anton Timur Djaelani, Amien Syahri, Ibrahim Zarkasy juga semua audiends menyetujui untuk mendirikan suatu organisasi untuk pelajar muslim yang akan menampung pejar sekolah umum dan pesantren.
    Kesepakatan ini kemudian diprensentrasikan dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) pada tanggal 30 Maret s.d 1 April 1947. Mayoritas dari peserta kongres menyutujui gagasan tersebut. Bahkan Kongres tersebut kemudian menetapkan untuk menggabungkan divisi/bidang kepelajaran dari GPII ke dalam PII. Selain itu peserta  kongres juga diminta untuk membantu dan memudahkan pendirian cabang-cabang PII di seluruh Indonesia.
    Sebagian tindak lanjut dari Kongres, diadakanlah suatu pertemuan di kantor GPII di Jalan Margomulyo 8 Yogyakarta pada tanggal 4 Mei 1947. Pertemuan ini dihadiri oleh Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, dan Amir Syahri mewakili Divisi Kepelajaran GPII, Ibrahim Zarkasy, Yahya Ubaed mewakili Pelajar Islam Surakarta (PPIS), Multazam dan Shawabi (PERKISEM) Surakarta, dan Dida Gursida dan Supono NA mewakili Organisasi Pelajar Islam Indonesia Yogyakarta. Pertemuan yang dipimpin oleh Yoesdi Ghozali ini menetapkan berdirinya suatu organisasi yang diberi nama Pelajar Islam Indonesia (PII) pada pukul 10.00 tanggal 4 Mei 1947.
    Untuk memperingati moment pendirian PII maka pada tanggal 4 Mei diperingati sebagi hari kebangkitan PII, yakni sebagai kebangkitan dari gagasan yang sudah terakumulasi sebagai reflex dari realitas sosial yang ada.